Nelayan Taka Bonerate Siap Kelola Kawasan Konservasi Pengelolaan Akses Area Perikanan

Selayar, Sulawesi Selatan, 21 Februari  2016 – Taka Bonerate, karang atol ketiga terbesar di dunia, berkontribusi bagi peran penting Indonesia di pusat Segitiga Karang sebagai jantung jaringan ekosistem laut tropis Indo-Pasifikdan keanekaragaman hayati laut dunia. Data Coral Triangle Initiative menunjukkan 51 persen dari tutupan terumbu karang di Asia Tenggara dan 18 persen dari tutupan terumbu karang di dunia berada di perairan Indonesia.

Kajian sosial yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Taka Bonerate dalam periode 2014 – 2015 di Desa Latondu dan Rajuni, KecamatanTakabonerate, menunjukkan telah terjadi penurunan hasil tangkapan nelayan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Ikan-ikan berukuran besar pun makin sulit ditemui di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Padahal Kawasan Taman Nasional sejatinya ditetapkan guna memulihkan ketersediaan ikan secara alami.

Hal ini diperkuat oleh Data Penilaian Pedesaan Partisipatif (Participatory Rural Appraisal/PRA) pada Februari 2015 di Taman Nasional Taka Bonerate (TNTBR) bersama masyarakat Desa Latondu dan Rajuni. Data PRA menunjukkan indikasi terjadinya penurunan hasil tangkapan, baik jumlah maupun ukuran. Hal ini juga didukung oleh data hasil inventarisasi ikan Ekonomis yang menunjukkan bahwa kelimpahan ikan dari familia Serranidae cukup rendah, yaitu hanya terdapat 209 ekor dalam 2,4 Ha atau setara dengan 17,9 ekor / Ha perairan  (TNTBR,2015). Hal ini menunjukan perluadanya tindak lanjut pengelolaan yang mendukung untuk keberlanjutan sumberdaya ini.

Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) merupakan salah satu solusi mengatasi tantangan ini. Melalui PAAP, nelayan kecil dan masyarakat sekitar kawasan mendapatkan hak khusus untuk mengelola dan memanfaatkan area tangkapnya berdasarkan peraturan, secara bertangggung jawab dan berkelanjutan. “Hal ini sejalan dengan fungsi Taka Bonerate yang diresmikan sebagai Cagar Biosfer Dunia pada Juni 2015 lalu. Cagar Biosfer Dunia berperan dalam menggabungkan pelestarian keanekaragaman hayati dengan pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan, serta mempromosikan solusi lokal untuk memecahkan tantangan kemanusiaan yang dihadapi di wilayah tersebut,” Kepala Balai TN (BTN) Taka Bonerate, Ir. Jusman, menjelaskan. Nelayan lokal akan mendapatkan hak eksklusif untuk mengelola area tangkapnya dengan kewajiban untuk melakukan pemanfaatan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kepala Balai TN Taka Bonerate Ir. Jusman menambahkan, “Saat ini balai TN Taka Bonerate sedang membuat pilot Project pelaksanaan kampanye Pride PAAP untuk perikanan berkelanjutan  di desa Latondu dan Rajuni untuk kemudian nanti di replikasi ke desa-desa lain. Ini akan mendorong sinergi dalam mencapai tujuan bersama pengelolaan kawasan konservasi melalui perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari,” tambahnya.

“Kampanye Pride PAAP menggunakan pendekatan pemasaran sosial yang memanfaatkan berbagai saluran komunikasi pemasaran komersial untuk menyentuh hati dan pikiran khalayak sasaran serta mendorong aksi perubahan perilaku masyarakat. Tujuannya ialah untukmembuat masyarakat tahu, sadar, dan mau merubah perilaku untuk mengurangi ancaman bagi sumber daya,khususnya perikanan, serta mencapai dampak konservasi dan dampak sosial berkelanjutan. ” Akhmadi,S.Hut, M.Si selaku Supervisor Program Kampanye Pride PAAP di TN Taka Bonerate mengungkapkan.

Balai Taman Nasional Taka Bonerate dan Rare Indonesia meluncurkan Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) melalui acara Festival Komunitas Pesisir (FKP) pada 19-21 November 2016. Peluncuran kampanye ini merupakan kolaborasi antara BTN Taka Bonerate dan Komunitas Selayar Belajar, alumni Kelas Inspirasi Kabupaten Kepaulauan Selayar. FKP sendiri adalah sebuah event yang mencoba merangkul dan mengakomodir berbagai komunitas/kelompok masyarakat dan instansi terkait di Selayar. Festival Komunitas Pesisir ini dilaksanakan untuk menjangkau khalayak luas dalam upaya menumbuhkan awareness masyarakat Selayar khususnya akan program kampanye Pride PAAP  yang dilaksanakan oleh TNTBR melalui rangkaian aktivitas yang meriah. FKP menyelenggarakan berbagai pertunjukan meriah untuk menumbuhkan rasa cinta pada budaya asli daerah melalui Karnaval, berbagai jenis perlombaan bagi masyarakat, Pentas Seni, PermainanTradisional Selayar seperti A’ Longga, a’ cake, a’patte-patte, a’sento, a’lu’ja,a’boy, a’yeye,a’tinjang, dll. Juga dilaksanakan berbagai kegiatan edukasi dan kemanusiaan seperti Talk Show, Donor Darah dan Donasi Buku untuk sekolah-sekolah di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Selayar, untuk menjadikan Selayar Cerdas di segala lini.

“Peluncuran Kampanye Pride PAAP melalui FKP ini menjadi momen penting bagi masyarakat nelayan kecil, lokal dan tradisional di Taka Bonerate untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sumberdaya di dalam kawasan TN Taka Bonerate. Saatnya masyarakat secara bersama-sama mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut secara bertangggung jawab dan berkelanjutan. Masyarakat mau mentaati aturan atas dasar rasa kebutuhan dan kepedulian terhadap lingkungan. Bukan atas dasar rasa takut terhadap sanksi hukum yang berlaku.”Asep Pranajaya, S.Pi, Manajer Kampanye Pride PAAP di TN Taka Bonerate memaparkan.

Program PAAP merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi. Program PAAP merupakan hasil kerjasama dari Kementerian Kelautandan Perikanan melalui Direktorat Konservasi dan Keanekeragaman Hayati Laut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Rare Indonesia. Pada 17 Februari 2016, program ini diluncurkan secara nasional di Jakarta. Program ini mengembangkan kapasitas 15 lembaga mitra pelaksana lokal yang memangku 15 kawasan konservasi dari Sabang hingga Kaimana untuk periode 2014−2017. Salah satunya ialah Balai Taman Nasional (BTN) Taka Bonerate. Nantinya, 15 kawasan ini akan menjadi model pengelolaan perikanan di Indonesia, sehingga kedepannya dapat direplikasi di daerah lain.

PAAP merupakan inovasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Sebelumnya, terdapat Kampanye Pride yang juga fokus terhadap perikananberkelanjutan di kawasan konservasi dan telah membuktikan hasilnyata. Melalui Kampanye Pridepadatahun 2012–2014di PulauTomia, TN Wakatobi, Sulawesi Tenggara, berhasilmenunjukkanpeningkatanjumlahikanKakapMerahdari 71 individu per kelompokpadatahun 2012 menjadi 109 individu per kelompokpadatahun 2014, berdasarkanhasil monitoring biofisikoleh BTN Wakatobi. Olehkarenaitu, KementerianPerikanandanKelautan, KementerianLingkunganHidupdanKehutananserta Rare Indonesia optimisbahwaterobosan iniakanmembawadampakpositifbagipengelolaankawasankonservasilaut dankeberlanjutansumberdaya perikanan Indonesia.

Rare dan mitra melalui kampanye Pride mempromosikan perubahan perilaku pada pengguna sumberdaya, pemangku kepentingan, pelaku pasar dan pembuat kebijakan di kawasan untuk memperoleh komitmen serta aksi nyata terkait pengelolaan berkelanjutan dari kawasan konservasi dan sumberdayanya. “Melalui Kampanye Pride PAAP ini, para nelayan kecil menjadi jawaban dari tantangan saat ini melalui kapasitas pengorganisasian kelompok, pemahaman konservasi dan pengelolaan perikanan sehingga senantiasa patuh pada peruntukan zonasi di dalam setiap kawasan konservasi dan pada saat yang sama mampu mengelola akses area perikanan secara bertanggung jawab”, tambahTaufiq Alimi, Vice President Rare Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

  • Asep Pranajaya, Manajer Kampanye Pride PAAP di TN Taka Bonerate, BTN Taka Bonerate, +62 8132055 2445, ajay_juve@yahoo.com
  • Katherina Tjandra, Program Implementation Manager, Rare Indonesia, +62 812 1061 498, +62813 3911 5184, ktjandra@rare.org
  • Muhammad Hsan, SH, Supervisor Kampanye Pride PAAP di TN Taka Bonerate.

10168184_10203711824936029_5633748748248451082_n10292493_10203711829536144_2582399766660327129_n1 2 3

Related Posts