
Benteng – Kepulauan Selayar, (08/05/2018). Seiring dengan laju pembangunan nasional, saat ini wisata bahari menjadi salah satu sektor andalan. Telah banyak daerah yang mengembangkan kawasannya sebagai daerah tujuan wisata atau destinasi. Pemerintah sendiri telah memilih 88 kawasan strategis pariwisata nasional, dan Taka Bonerate salah satunya. Hal ini tentu juga menjadi kebanggan serta tantangan tersendiri bagi pengelola kawasan untuk mengoptimalkan kawasannya sebagai destinasi wisata unggulan.
Mengetahui status Taka Bonerate sebagai kawasan konservasi, tentu dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata bahari harus menerapkan prinsip-prinsip keberkelanjutan. Dari prinsip pengembangan wisata yang berkelanjutan harus melibatkan berbagai pihak, seperti masyarakat lokal, pemerintah setempat, serta para pelaku usaha di bidang wisata.
Participatory, community goals dan training merupakan beberapa prinsip yang menitikberatkan kepada peranserta masyarakat lokal sehingga wisata yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan serta kebutuhan masyarakat lokal, dengan harapan rasa memiliki dan mencintai sumberdaya alam yang ada di lingkungannya semakin tinggi. Namun untuk mencapai hal tersebut, masyarakat butuh kapasitas yang memadai sehingga mereka dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada secara bijak dan berkelanjutan.
Selain peningkatan kapasitas melalui pelatihan, monitoring dan evaluasi juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat. Monitoring dan evaluasi ini dapat dilakukan dengan cara pendampingan yang intens. Beberapa kelompok tidak dapat bertahan, dan salah satu permasalahannya ada pada pendampingan, kelompok ini rapuh dan akan bubar.
Melihat salah satu objek yang paling potensial di Taka Bonerate adalah pemandangan bawah laut yang indah, maka dibutuhkan pemandu selam yang profesional dan memenuhi standar keamanan dan keselamatan. Perlu peningkatan kapasitas penyelaman untuk menjadi pemandu selam yang profesional.
Kegiatan pelatihan selam semacam ini sudah kali ketiga dilaksanakan dan sudah masuk tingkatan rescue yang diikuti oleh 10 orang masyarakat terbaik dalam kawasan taman nasional. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Balai Taman Nasional Taka Bonerate dengan mitra kerjanya WWF-ID.
“Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari (7-9/05) dan dilatih oleh instruktur profesional dari WWF sendiri dengan materi yang cukup padat” ucap Martina Rahmadani (Staf WWF-ID) penanggung jawab kegiatan.
Tujuan kegiatan pelatihan juga sebagai penguatan kelompok pariwisata berbasis masyarakat desa :
1. Meningkatkan kemampuan perwakilan anggota kelompok menjadi pemandu selam yang memenuhi standar.
2. Mempersiapkan anggota kelompok untuk siap menerima wisatawan.
Peserta kali ini merupakan hasil seleksi dengan persyaratan :
1. Merupakan anggota kelompok Masyarakat Desa Konservasi (MDK),
2. Telah mendapatkan sertifikat Advance,
3. Telah melakukan pengisian Logg book selam minimal 20 kali penyelaman.
Bertempat di Ruang Rapat Balai TN. Taka Bonerate, kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Faat Rudhianto, dan juga dihadiri oleh Kepala SPTN I Muhammad Hasan dan Kepala SPTN II Jinato Abd. Rajab. Di hari pertama, diisi dengan materi kelas sehari penuh dan di hari berikutnya full praktik. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan selam anggota kelompok dan mampu memberikan pertolongan dalam kondisi darurat kepada pengunjung.
Kepala balai berpesan agar peserta serius dan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini sampai selesai, menyerap ilmu dan keterampilannya, karena kelak para peserta akan menjadi pemandu selam yang profesional dalam kawasan TN. Taka Bonerate.
Dengan menyiapkan sumberdaya manusia pelaku wisata yang mumpuni, diharapkan kedepannya masyarakat ditingkat tapak sudah siap melayani para wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Taka Bonerate, termasuk memiliki Dive Center.
—–
**
Pengirim : Asri – PEH Balai TNTBR