Resor Jinato, Taman Nasional Taka Bonerate – Kepulauan Selayar (Jum’at, 31 Januari 2020). Matahari belum muncul di peraduannya, tapi sesosok manusia telah mulai berjalan di tengah gelap dan sunyinya malam sekitar pukul 03.00 dinihari. Dia mulai berjalan di tepi pantai mencari sesuatu yang hanyut dibawa ombak dan masih bermanfaat.
Ternyata bukan saja mencari barang hanyut, tetapi juga mencari penyu yang sedang bertelur untuk dikonsumsi, dengan kata lain sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Disinilah inti cerita ini dimana Dia yang bernama HASSE alias Asse, orang biasa memanggilnya, yang merupakan predator atau pemangsa telur penyu.
Tanpa rasa takut dan kedinginan Asse mulai berjalan mencari sarang, telur penyu agar bisa diambil untuk dikonsumsi. Dengan keahlian dan pengalamannya, sarang dan telur dengan mudah didapatkannya. Bermodal sebatang bambu kecil yang runcing dibawanya, Asse mulai menusuk nusuk ke pasir yang diduga ada telur penyunya.
Setelah telur penyu didapat, Asse kembali ke kampung atau rumah untuk membagikan telur tersebut kepada keluarga dan tetangga untuk dikonsumsi.
Kegiatan ini menjadi rutinitas Asse selama beberapa tahun. Tapi seiring berjalannya waktu, Dia mulai sadar karena adanya sosialisasi dari petugas Taman Nasional Taka Bonerate yang terus digalakkan tentang pentingnya pelestarian penyu dan biota laut langka lainnya.
Kini, Asse telah berubah 100%. Dari dulunya pemangsa penyu, sekarang menjadi pelestari penyu, dan orang Jinato menyebutnya sebagai pawang penyu.
Informasi yang dikumpulkan, sejak Agustus 2019 sampai dengan januari 2020, sudah 12 jejak dan sarang penyu yang Hasse temukan. 1 di sisi timur, dan 11 sarang dan jejak di sisi selatan pantai barat Pulau Jinato.
Asse… Penyu….tello’….. Sissi’ itu orang kampung Jinato panggil Asse.
Sumber : Hendra Mustajab – PEH Pertama
Editor : Asri – PEH Penyelia