
Oleh: Asri, S.Sos – PEH Ahli Muda
Pernahkah kamu membayangkan berdiri di atas hamparan karang yang membentuk pulau-pulau kecil, dikelilingi laut biru jernih sejauh mata memandang? Inilah dunia atol—salah satu fenomena alam paling memesona yang hanya bisa ditemui di segelintir tempat di Bumi. Dan Indonesia, dengan kekayaan baharinya yang luar biasa, memiliki salah satu gugusan atol terbesar di dunia: Taman Nasional Taka Bonerate.
Apa Itu Atol?
Secara sederhana, atol adalah cincin karang yang mengelilingi laguna, terbentuk dari sisa-sisa kehidupan terumbu karang selama ribuan tahun. Proses pembentukannya adalah salah satu keajaiban geologis:
Hasilnya? Sebuah laboratorium alam yang hidup, tempat ekosistem laut berkembang dengan pesat.
Taka Bonerate: Surga Atol di Selat Flores
Taman Nasional Taka Bonerate, terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, adalah rumah bagi gugusan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajalein (Marshall Islands) dan Suvadiva (Maladewa). Luasnya atolnya mencapai 220.000 hektar, dengan hamparan terumbu karang yang membentuk 21 pulau kecil dan bunging serta laguna biru yang memesona.
Keunikan Taka Bonerate
2. Ekosistem yang Rentan Tapi Tangguh:
Atol adalah ekosistem yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim dan aktivitas manusia. Namun, Taka Bonerate menunjukkan ketahanan alaminya dengan pemulihan karang yang cukup cepat dibandingkan wilayah lain.
Masyarakat Suku Bajo dan Bugis hidup berdampingan dengan laut, kedua suku yang menempati wilayah ini mempunyai kearifan lokal masing-masing, seperti tradisi Pernikahan Lolo Bajo.
Mengapa Kita Harus Menjaganya?
Perubahan iklim, sampah plastik, dan penangkapan ikan destruktif mengancam keindahan Taka Bonerate. Tapi ada kabar baik:
Kesimpulan
Taka Bonerate bukan sekadar destinasi eksotis—ia adalah bukti kekayaan alam Indonesia yang tak ternilai. Setiap atol, setiap karang, dan setiap ikan di sini bercerita tentang keindahan sekaligus kerapuhan alam.
Jadi, kapan kamu berkunjung ke Taka Bonerate? Atau setidaknya, mulai peduli dengan laut kita?
“Laut adalah masa depan kita. Menjaganya bukan pilihan, tapi kewajiban.”