Pembom dan Pembius Ikan: Bukan Nelayan, Tapi Perusak Laut

Oleh : Asri – PEH Ahli Muda

Kita sering mendengar istilah “nelayan” sebagai pahlawan pangan yang mengais rezeki dari laut. Tapi hari ini, kita tidak akan bicara tentang nelayan. Kita akan bicara tentang penjahat laut—para pembom dan pembius ikan. Mereka bukan nelayan. Mereka adalah perusak ekosistem, pencuri masa depan anak cucu kita.

1. Bom Ikan: Ledakan Cepat, Kerusakan Abadi

Bayangkan Anda melempar granat ke tengah kota. Bangunan hancur, orang tewas, infrastruktur luluh lantak. Itulah yang terjadi ketika seorang pembom ikan meledakkan dinamit di terumbu karang.

  • Efek Instan: Ikan mati mengambang, siap dipunguti.
  • Efek Jangka Panjang: Terumbu karang—rumah bagi ribuan spesies—hancur berkeping. Butuh puluhan tahun untuk pulih, bahkan mungkin tidak pernah sama lagi.

Pembom ikan bukan mencari nafkah. Mereka merampok laut dengan cara paling egois.

2. Pembius Ikan: Racun yang Menipu

Kalau bom itu brutal, racun ikan (sianida/potasium) itu licik. Mereka menyebarkan zat kimia yang:

  • Membuat ikan pusing dan mudah ditangkap.
  • Merusak sistem saraf biota laut, termasuk terumbu karang dan organisme kecil yang vital bagi rantai makanan.

Ikan yang kena racun sering tetap hidup saat dijual, tapi sudah tercemar. Konsumen? Bisa terkena dampak kesehatan serius.

3. Mereka Bukan Nelayan, Tapi Kriminal

Nelayan sejati:

  • Menggunakan pancing, jaring ramah lingkungan.
  • Memahami laut harus dijaga agar tetap produktif.

Pembom/pembius ikan:

  • Mengambil jalan pintas dengan merusak.
  • Tidak peduli apakah besok masih ada ikan atau tidak.

Ini bukan soal “mencari makan.” Ini kerakusan yang dibungkus alasan ekonomi.

4. Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  • Edukasi: Banyak pelaku tidak sadar betapa parah dampaknya.
  • Laporkan: Jika melihat praktik ini, segera hubungi pihak berwajib.
  • Dukung Nelayan Ramah Lingkungan: Beli ikan dari sumber yang jelas dan berkelanjutan.

Laut bukan warisan nenek moyang. Ia adalah titipan anak cucu kita. Jika hari ini kita diam melihat bom dan racun menghancurkan ekosistem, besok mungkin tidak ada lagi ikan untuk dinikmati.

Jangan bilang “cari makan” kalau caranya dengan membunuh masa depan.

Related Posts