Resort Jinato terdiri dari Pulau Jinato, Pulau dan Taka Lantigiang, Taka Kayu Bulan Barat dan Taka Kayu Bulan Timur, Taka Sepe, Taka Teros, dan Taka Salo. Pulau dan Taka Lantigiang merupakan Zona Perlindungan Bahari, Pulau Jinato merupakan Zona Khusus, sedangkan kawasan taka lainnya merupakan Zona Pemanfaatan.
Pulau Jinato
Pulau Jinato merupakan pusat pemerintahan Desa Jinato. Secara geografis Pulau Jinato terletak pada 6°45’32’2” LS dan 120°58’12.3” BT, dengan luas daratan sekitar ±58 Ha. Bentuk pulau memanjang Utara – Selatan dengan panjang sekitar 1000-1200 meter dan lebar sekitar 400 m –600 m. (Statistik-TNTBR, 2006).
Bentuk topografi daratan pulau relatif datar dengan ketinggian rata-rata 0 – 2 m di atas permukaan laut. Tekstur daratan terdiri atas pasir. Profil pantai sebelah barat pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitarnya kecuali taka-taka. Namun terdapat pelindung pantai berupa batuan padas, namun tidak menutupi seluruh pantai. Hal ini sedikit mengurangi dampak abrasi pada musim-musim tertentu.
Vegetasi utama adalah jenis vegetasi pantai seperti kelapa, cemara laut, ketapang, santigi, semak/rumput. Tumbuhan sulit tumbuh sebab tekstur daratan berupa pasir serta minimnya ketersediaan air tawar. Pada musim hujan, lahan-lahan kosong ditengah pulau biasanya ditanami jagung, ubi jalar, dan kacang oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penduduk yang mendiami Desa Jinato mayoritas Suku Bugis (dengan komposisi sekitar 98% etnik Bugis, 2% etnik Makassar, Flores dll). Pulau ini dihuni oleh kurang lebih 284 kepala keluarga yang terdiri atas 241 orang penduduk laki-laki dan 43 orang penduduk wanita. Pulau Jinato sebagai pusat pengembangan roda perekonomian masyarakat pesisir, terutama setelah mulai berkembangnya program keramba apung tancap dan industri pembuatan perahu tradisional. Dalam hal menunjang wisata di Pulau Jinato, terdapat kelompok usaha kerajinan tangan “Sanggar Lantigian Kreatif” yang mengolah limbah tempurung kelapa menjadi aneka kerajinan tangan seperti kapal, ikan, pohon, dan aneka biota laut.
Taka Sepe, Taka Teros, Taka Kayu Bulan, Taka Salo
Taka Sepe dan Taka Teros adalah paparan taka yang merupakan Zona Pemanfaatan peruntukan masyarakat umum. Kondisi topografi dasar perairan yang landai, dikelilingi oleh tubir serta diapit oleh beberapa taka menjadikan lokasi ini menjadi lokasi tangkap masyarakat, terutama oleh masyarakat Pulau Jinato, dan pulau-pulau lain. Namun, pola-pola penangkapan tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom dan bius merupakan faktor utama kerusakan ekosistem terumbu karang di wilayah ini.
Taka Sepe dalam bahasa lokal berarti taka yang terjepit, dan berbentuk seperti sepatu. Taka Sepe sebagai salah satu gugusan taka dalam kompleks Taka Bonerate, memiliki luasan karang hidup kurang lebih 45,27 ha, karang mati 2,82 ha, pecahan karang seluas 7,25 Ha , padang lamun 62,98 H, paparan pasir seluas 55,01.
Taka Kayu Bulan terletak di bagian barat TN Taka Bonerate, tepat berada disisi timur Pulau Jinato. Luasan karang yang terdapat di perairan Taka Kayu Bulan sekitar 151,92 ha. Disekeliling taka ini juga terdapat ekosistem padang lamun yang mempunyai luas sekitar 490,19, luasan paparan pasir sekitar 115,54 ha. Menurut masyarakat setempat lokasi ini dulunya merupakan tempat masyarakat lokal mengambil kayu-kayu yang terdampar pada bulan-bulan tertentu seperti saat setelah musim barat untuk dijadikan kayu bakar.
Struktur taka terdiri atas paparan pasir yang dikelilingi oleh padang lamun dan paparan terumbu karang. Kondisi terumbu karang di kawasan ini masih tergolong baik, dibeberapa titik, tingkat tutupan karang (coral coverage) dapat mencapai 75 – 90 %. Dengan tingkat keanakeragaman ikan karang yang cukup tinggi. Hal ini menjadikan lokasi ini cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata berenang, snorkeling dan scuba diving. Untuk olahraga memancing, dapat dilakukan di tubir taka atapun di sekitar taka.
Seperti umumnya kawasan taka, yang merupakan paparan terumbu karang, maka lokasi ini hanya dapat dijadikan sebagai spot kunjungan wisata (baik penyelaman dan snorkeling, serta olahraga air lainnya), sedang untuk sarana dan prasarana wisata dapat ditempatkan di pulau-pulau di sekitar taka.